Rabu, 20 Agustus 2008

HIKMAH HINGAR BINGAR PERAYAAN 17-AN

Dalam rangka ikut memeriahkan HUT RI ke -63, SMA Marsudirini Muntilan menyelenggarakan beberapa kegiatan dari oleh dan untuk siswa yang dikomando OSIS. Kegiatan tersebut antara lain : Lomba kebersihan Kelas, Lomba menyanyi lagu Marsudirini dan lagu perjuangan, Juga lomba tradisional yang merakyat yaitu lomba kelereng, makan krupuk dan cari koin dalam baskom.

Kegiatan siswa ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 16 Agustus 2008. Para siswa merasa senang karena hari itu mereka tidak belajar di kelas sepeti biasa. Para siswa belajar di halaman dengan aneka kegiatan tersebut. Mereka berpartisipasi entah sebagai pemain, penonton, pelaksana, penggembira dsb. Pokoknya asyik dan gayeng.

Beberapa hari sebelumnya wajah sekolah juga dihiasi dengan bendera, umbul-umbul dsb seperti biasanya dengan dominnan warna merah putih. Inilah kebiasaan merayakan HUT Kemerdekaan RI. Tidak lupa pada hari H tanggal 17 Agustus ikut serta dalam upacara kenegaraan di lapangan pemda Kec. Muntilan dengan Pembina Upacara bapak Camat Muntilan.
Karena upacara dilaksanakan pagi dan sore maka para siswa ada yang menginguti upacara pagi yaitu penaikan bendera dan upacara penurunan bendera pada sore hari.

Tanggal 18 Agustus dilaksankan karnaval untuk kota Muntilan, seperti tahun-tahun sebelumnya. Dalam karnaval ini Marsudirini komplek Muntilan mengikuti karnaval dengan mobil hias. Dan perayaan kemerdekaan tingkat kecamatan Muntilan akan diakhiri dengan pentas seni Sabtu tanggal 23 Agustus 2008.

Setelah kegiatan-kegiatan tersebut selesai, lalu bagaimana? usailah sudah? Inilah yang paling penting sebenarnya yaitu bisa mengambil hikmah untuk pembangunan masa kini. Ada banyak hal yang memprihatinkan dalam kehidupan riil. Jalan Muntilan - Talum yang rusak parah karena kerakusan mengeruk pasir merapi, kesejahteraan rakyat yang masih jauh dari harapan, harga yang terus melambung sehingga uang sepertinya tidak ada harganya, angkanya besar tetapi daya belinya rendah. dsb. Apa yang salah?

Semangat 45 (semangat para pahlawan) perlu diaktualkan lagi. Dahulu banyak pejuang untuk Indoneia tetap[i sekarang pejuang untuk diri sendiri. Maraknya korupsi menjadi contoh. Ada kesan para pengelola negara layaknya para pedagang yang mentalitasnya hanya mencari keuntungan secara licik. Semangat rela berkorban untuk rakyat, bangsa dan negara sudah tidak ada. Negara yang seharusnya kaya tetapi rakyatnya tetap miskin.

Perlu penataan ulang untuk membangun bangsa dan negara. Inilah tantangan dan tugas bangsa Indonesia masa kini.
Semoga generasi muda yang diwarisi semangat pejuang bangkit kembali untuk kejayaan bangsa dan negara bukan untuk diri dan keluarganya. Amin!

1 komentar:

SMP MARSUDIRINI MARGANINGSIH mengatakan...

Merdeka, selamat berjuang SMA Marsudirini, bentuklah anak bangsa kita menjadi manusia yang nantinya dapat mengisi kemerdekaan bangsa ini dengan megerti orang lain, tiada korupsi, tiada KKN tiada penjarahan lagi terhadap rakyat.